16 Februari 2009

Rakyat Subsidi Pemerintah

Pemerintah mensubsidi rakyatnya itu sudah jadi kewajiban, tapi bila rakyat yang mensubsidi pemerintah sungguh suatu hal yang aneh kedengaranya, namun itulah yang terjadi di negara kita saat ini. Anda mungkin tidak percaya tapi inilah kenyataannya. Anda Penasaran silahkan baca berita lengkap yang di rilis oleh Antara. Berikut Kutipan Beritanya :
Kalangan anggota DPR RI menilai, Pemerintah berhasil meraup untung Rp600 per liter dari penjualan bensin premium bersubsidi, sehingga seharusnya harga jualnya bisa lebih diturunkan lagi.
Efiardi Asda menambahkan, bila mengacu pada perkembangan harga minyak internasional, mestinya harga bahan bakar minyak (BBM) premium harus lebih murah lagi.
Jadi, dibanding dengan harga jual eceran BBM premium bersubsidi yang sekarang Rp4.500, seharusnya menurutnya bisa diturunkan pada angka sekitar Rp3.900 per liter.
Harga jual premium sebesar Rp3.900 per liter itu, katanya, sudah memperhitungkan biaya distribusi dan margin keuntungan (alpha), pajak pertambahan nilai (PPN), serta pajak bahan bakar kendaraan bermotor (BPKB).
Perhitungan ini, ujarnya lagi, menggunakan harga `Mean Of Platts Singapore` (MOPS) sebesar US$45 per barel dan kurs rupiah Rp 11.800.

sumber : Antara ( Kantor Berita Indonesia )

Dari berita tersebut terlihat bahwa harga BBM premium bersubsidi yang sekarang berlaku memberi ke untungan kepada pemerintah sebesar Rp. 600,-. Dengan kata lain Premium yang semestinya di subsidi oleh pemerintah kini yang terjadi sebaliknya pemerintah yang di subsidi oleh rakyat dari penjualan BBM premiun.

seharusnya Pemerintah yang mensubsidi rakyat. Bukan sebaliknya, rakyat yang mensubsidi pemerintah.

2 komentar: